Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan dan bukan keterampilan bawaan. Oleh karena itu, kebiasaan membaca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan. Di negara berkembang membaca dimanfaatkan untuk memenuhi tuntutan kurikulum sekolah atau perguruan tinggi. Buku sebagai media transformasi dan penyebarluasan ilmu dapat menembus batas-batas geografis suatu negara, sehingga ilmu pengetahuan dapat dikomunikasikan dan digunakan dengan cepat di berbagai belahan dunia. Semakin banyak membaca buku, semakin bertambah wawasan kita terhadap permasalahan di dunia. Karena itulah buku disebut sebagai jendela dunia.
Membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan. Di Negara-negara maju, masyarakat telah sadar dengan sendirinya akan pentingnya budaya membaca buku untuk mendapatkan informasi. Namun lain halnya di Indonesia, pemuda Indonesia memiliki kecenderungan jauh dari dunia aksara. Budaya membaca dan menulis terus tersisihkan oleh banyaknya tawaran teknologi digital dan audio visual yang jauh lebih menarik. Belum lagi, tuntutan belajar yang dibebankan kepada si anak. “Mana sempat”, begitu alasan mereka. Fenomena seperti ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi hampir di seluruh sendi kemasyarakatan. Masyarakat miskin sekalipun lebih memilih membeli hp atau televisi daripada membeli buku.
Mahasiswa saat ini lebih sering menonton televisi dari pada membaca sebuah buku atau koran. Ini yang akan membuat gagal suatu warisan yang akan di berikan kepada bangsa kedepannya. Diharapkan untuk Mahasiswa Brawijaya membaca buku minimal 1buku untuk 1hari. Buku yang dimaksud bukanlah buku yang memfasilitasi akademiknya, akan tetapi di luar materi yang dipelajari di kelas.
Mahasiswa saat ini lebih sering menonton televisi dari pada membaca sebuah buku atau koran. Ini yang akan membuat gagal suatu warisan yang akan di berikan kepada bangsa kedepannya. Diharapkan untuk Mahasiswa Brawijaya membaca buku minimal 1buku untuk 1hari. Buku yang dimaksud bukanlah buku yang memfasilitasi akademiknya, akan tetapi di luar materi yang dipelajari di kelas.
Kebiasaan membaca harus dipupuk sejak dini. Semakin awal seseorang menyadari manfaat membaca, maka akan semakin menguntungkan dirinya. Manfaat membaca sangat banyak, di antaranya adalah untuk menambah pengetahuan, meningkatkan kemampuan berpikir otak, dan bisa juga sebagai hiburan yang bermanfaat dan bernilai tinggi. Karena itu, setiap MAHASISWA terutama PEMUDA harus senantiasa meningkatkan minat baca dan membaca buku secara teratur. Budaya membaca yang tinggi merupakan cermin kemajuan suatu bangsa. Bangsa atau masyarakat yang maju akan selalu menempatkan kebiasaan membaca sebagai salah satu kebutuhan hidupnya sehingga tercipta masyarakat yang senang membaca (reading society). Masyarakat yang gemar membaca pada dasarnya adalah masyarakat yang belajar (learning society). (Yga/12 11 2011)
1 komentar:
http://mybubblegumstory.blogspot.com/
Check this out
and tell your friends :D
Posting Komentar